Jumat, 29 Juli 2016

Album Lomba Cipta Lagu Remaja 70 an

Berbeda dengan  Harry Rusli yang mentradisionilkan musik rock ,Guruh sebaliknya dia merock-kan musik tradisionil seperti Ebehard Schoener musisi dari Jerman sebelumnya dengan proyek album Bali Agung  Album Guruh Gipsy ini memang sangat megah terutama pada lagu Indonesia Maharddeka walaupun
masih terasa aura Vander Graf , Ekseption, Genesis, Deep Purple , Yes dan Triumvirat didalamnya.


Pada pertengahan tahun 1977 anak-anak Godbless dan  Gipsy bergabung membuat suatu gebrakan yang membuka cakrawala baru dunia permusikan Indonesia , mereka adalah Yockie Suryoprayogo,Keenan Nasution, Donny Fattah dan Odink Nasution membuat musik bergenre baru yang kemudian kita kenal sebagai Indo Pop Progressive didalam album LCLR Prambors Rasisonia dimana mereka membuat suatu revolusi baru dalam dunia permusikan di Indonesia yaitu musik berkualitas gabungan antara pop, klasik dan rock dimana untuk pertama kalinya Yockie menebar suara suara orkestra dari mellotrone yang masih asing buat pendengar musik pop yang saat itu hanya dikonsumsi oleh anak anak muda kalangan Kebayoran dan Menteng saja yang kemudian merambah ke Rawamangun dan Tebet serta berkelanjutan menjadi suatu fenomena di kalangan remaja Nusantara.
            Lagu Lilin Lilin Kecil merupakan suatu terobosan baru didalam kasanah  musik pop Indonesia dimana lagu, penyanyi, arransemen dan musisi pengiringnya berkarya dengan sangat harmonisnya mereka saling menopang satu sama lain hingga album LCLR 1 itu meledak luar biasa begitu juga album LCLR 2 dimana album ini menelurkan sebuah lagu Sesaat karya Harry Sabar yang dinyanyikan oleh Benny Soebardja. Lagu yang sangat sarat dengan bahasa figurative itu begitu mempesona walaupun dengan komposisi musik yang berat dan sangat ngeprog  walau hanya diiringi oleh suara moog synthesizer, mellotrone dan  piano saja namun lagu ini begitu membius para remaja dan dalam lagu inilah mantan keyboardist Giant Step dan vokalisnya mengusung sebuah lagu bersama setelah empat tahun mereka berpisah.
            Sedangkan album yang ketiga ada pergeseran nuansa musik yang lebih etnik sifatnya seperti bercorak Bali tetapi masih tetap diminati karena lagu Kharisma Indonesia yang dibawakan oleh nona cantik Louise Hutautuk sangat dinamis dengan warna musik etno prog yang sangat kental yang berasal dari kelincahan jemari Debby Nasution dalam memainkan keyboardnya namun setelah tahun 1980 proyek LCLR ini nyaris kehilangan gregetnya karena unsur jazz mendominasi album LCLR yang keempat ini sedangkan para remaja saat itu masihlah belum terbiasa dengan jenis musik itu maka album LCLR 4 inipun hilang dari ingatan para remaja dan catatan sejarah.


             Selepas dari group kebanggaanya, Superkid, popularitas Deddy Stanzah ternyata malah semak semakin menjulang,terutama ketika Deddy tampil sebagai pembawa lagu Sepercik Air melesat menjadi lagu yang sangat digemari oleh kalanggan remaja. Dengan berseragam putih putih ala John Travolta Deddy  tampil di TVRI beberapa kali dalam video clip untuk mempromosikan lagu yang sangat nuansamatik itu. sebenarnya lagu ini berasal dari 30 semifinalis LCLR (Lomba Cipta Lagu  Remaja) Prambors yang dirilis pada tahun 1979Lagu karya Bharata yang sangat megah itu diiringi oleh Prambors Band pimpinan M. Noer Aroembinang. Lagu tersebut memang seakan khusus dinyanyikan untuk Deddy Stanzah saja karena hingga saat ini tidak ada seorang penyanyi-pun yang mampu mengikuti gaya menyanyi Rocker yang memang sangat unik itu dan setiap kita mendengarkan lagu ini langsung saja pikiran kita menjadi terkenang kembali akan keindahan masa  tahun 70an dulu itu.
Sebetulnya lagu ini  tidak berhasil masuk dalam sepuluh besar, maka tidak dapat dimasukkan dalam album LCLR, tetapi karena kualitas lagunya masih memenuhi kriteria yang ditentukan, maka dimasukkanlah kedalam album Dasa Tembang Remaja. Kehebatan Deddy Stanzah ini tidak hanya dalam dunia rekaman, dengan terlibatnya dia di album-album group bersama Superkid, solo ataupun duet. Deddy juga seorang entertainer yang piawai dalam pertunjukkan live, penguasaan panggung yang prima didukung gaya panggung memukau sehingga enak dinikmati telah memancarkan kharisma tersendiri bagi penggemar-penggemarnya. (MH. Alfie Syahrine)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar